04/02/12

The Pianist Part 2 (Super Junior Kyuhyun & Youngwoon)





Author: A-CHA 007 (* *) chevilprincessa c-senorita ~
Title: The Pianist
Cast: Super Junior Kyuhyun & OC Hwang Chaerin
Genre: Romantic
 OST: A Short Journey – Super Junior
 Rate: T
Summary: “Jangan mendekat!.” Teriakku dengan bulu kuduk yang sudah merinding sakit. Dan benar, namja berpakaian putih itu berhenti diantara gelap panggung theater.


***** 

Hari rabu sore. Tepatnya seminggu yang lalu.

“Chaerin-ah kaja. Ikut aku!.” Seru Youngwoon seraya menarik lengan kananku dengan cekatannya.
“Tadaaaa~.” Imbuhnya ketika sampai di gedung theater yang diberi banyak sekali pita merah muda disekelilingnya, bunga mawar ada diantara katup-katup tirai panggung dan penutup piano.
“Ah neomu yeppeo. Neomu joha.” Sahutku senang seraya memeluk namja yang amat aku sayangi ini.
“Duduklah disini. Aku akan menyanyikan sebuah lagu untukmu.” Pintanya seraya mendorongku untuk duduk tepat disebelahnya.

“A Short Journey dari Super Junior.” Ucapnya seraya memainkan jarinya yang lentik diantara not-not itu.
“Tunggu.” Seruku menghentikan permainan pianonya, menggenggam tangan putihnya.
“Aku pikir itu lagu perpisahan. Kenapa kau menyanyikan lagu itu?.” Raut mukaku berubah menjadi sedih dan ketakutan.
Youngwoon memelukku erat. Menyandarkan dagunya diatas kepalaku, membelai lembut tiap helai rambutku.

“Ani-yo. Lagu ini mengatakan, kalau seseorang akan pergi meninggalkannya, namun ia akan tetap setia menunggunya, karena ia sangat menyayanginya. Itu berarti, meskipun aku ataupun kau pergi, kita akan saling menanti dan menunggu. Karena kita saling menyayangi, benar kan?.” Terangnya seraya menyeka airmata di kedua mataku.
“Jangan pernah pergi. Jeongmal saranghaeyo, Kim Youngwoon.” Ucapku seraya mengecup bibir merah Youngwoon. Membiarkan moment seperti berlalu dengan agak lama. Aku sangat menyukai saat-saat seperti ini.
Bibir Youngwoon mulai nakal. Ia mengeluarkan jurus-jurus aneh didalam mulutnya yang membuatku geli.
“Youngwoon!.” Pekikku sebal dengan mencubit pipi tembemnya. Sedangkan Youngwoon Cuma tertawa dan memelukku lagi.
“Ada SMS.” Seruku seraya mengeluarkan HP hitamku.
“Aku harus pulang. Teman-teman sudah menungguku dirumah untuk kerja kelompok. Kau tidak apa-apa, jagi?.” Tanyaku meyakinkannya.
“Na gwechana. Apa perlu aku antar?.” Tawarnya.
“Ani-yo. Aku sudah dijemput temanku diluar sana.” Jawabku.
“Annyeong, jagi! Hati-hati dijalan!.” Serunya seraya melambaikan tangannya dengan seulas senyum.
“Kau juga jagi, jangan pulang larut malam!.” Seruku menimpal.
“Aku mau tidur dengan WoonCha hehe. Aku bisa mati tanpanya.” Sahutnya dengan eyesmile yang selalu sukses membuatku mati terpikat. Aku hanya melempar senyum kearahnya dan meninggalkannya di gedung theater sendirian.

Hingga pada malam hari aku mendapat berita yang tidak pernah dan belum pernah aku pikirkan sebelumnya. Namja tersayangku, pianist di klub drama, Kim Youngwoon meninggal karena tabrak lari dengan sebuah mobil sedan yang melaju cepat sekitar pukul 7 malam, tepatnya pada hari Rabu.



“Sejak saat itu aku berpikir kenapa aku tidak minta dia untuk mengantarkanku pulang, mungkin kami bisa mati bersama. Dan sejak saat itu, aku takut untuk mendengarkan lagu A Short Journey dari Super Junior, karena aku yakin pasti itu adalah sebuah lagu perpisahan.” Terangku pada Sungmin yang masih tercengang mendengarkannya.
“Aku tidak tahu kronologis ceritanya sampai seperti ini.” Isak Sungmin dengan tisu ketiganya.
“Minumlah agar kau tenang.” Saran Kyuhyun dengan menawarkan jus jeruk padaku. Aku baru sadar kalau sedari tadi Kyuhyun ikut duduk disini bersamaku dan Sungmin. Dan tentu saja sejak tadi Kyuhyun juga mendengarkan ceritaku.
“Kim Youngwoon seumuran denganmu?.” Tanya Kyuhyun.
Aku mengangguk untuk isyarat iya.
“Dia pasti seorang pianist yang hebat. Aku tidak akan bisa menyamainya.” Imbuh namja yang tengah duduk diatas rumput itu.
“Kau bisa.” Sahutku seraya menepuk pundaknya yang bidang. Dan Kyuhyun hanya melempar pandangan bingung kearahku.

---

“Semuanya, siapkan peralatan. Kita akan mulai geladi bersihnya 15 menit lagi!.” Seruku pada semua pemain drama.
Sedangkan aku masih bingung dengan sepatu yang akan kupakai. Kupandangi Kyuhyun yang tengah duduk dibalik piano hitam besar itu, piano yang minggu kemarin masih dipakai oleh Youngwoon.
Aku menghampiri Kyuhyun yang masih memencet-mencet not piano itu tanpa irama.

“Kyuhyun-ssi, hwaiting!.” Seruku.
Kyuhyun mengangguk dengan pasti dengan senyuman dibibirnya.

2 jam berlalu dengan baik. Semua peserta drama dan para pendukung lainnya sudah melakukan geladi bersih dengan sangat baik.
“Terima kasih kerja kerasnya. Semoga besok dapat berjalan dengan lancar.” Ucapku pada setiap anggota theater yang meninggalkan ruang make up.
“Bagaimana aku tadi?.” Tanya Kyuhyun yang tengah melepas kancing kemeja putihnya.
“Kau sudah melakukannya dengan sangat baik.” Sahutku dengan wink.
“Sebaik Kim Youngwoon?.” Tanyanya lagi.
Aku menatapnya dengan pandangan asing. Aku berlalu dari hadapannya tanpa menjawab apapapun.
Apa maksudnya, tentu saja Youngwoon adalah pianist terbaik seumur hidupku.

to be continued
credit to: A-CHA007 C-Senorita
fanfictionofcha.blogspot.com
comments are lovable :) 

The Pianist Part 1 (Super Junior Kyuhyun & Youngwoon)



FF ONESHOT
Author: A-CHA 007 (* *) chevilprincessa/c-senorita ~
Title: The Pianist
Cast: Super Junior Kyuhyun & OC Hwang Chaerin
Genre: Romantic
OST: A Short Journey – Super Junior
Rate: T
Summary: “Jangan mendekat!.” Teriakku dengan bulu kuduk yang sudah merinding sakit. Dan benar, namja berpakaian putih itu berhenti diantara gelap panggung theater.

****


Dentingan piano tua itu masih sangat terasa di kedua telinga. Nada-nada yang terdengar terasa sangat menyayat hatiku.
Aku tak ingin memori yang sudah berlalu itu datang lagi. Izinkan Tuhan untuk membuatnya tidur tenang disana. Aku akan sangat merindukanmu, Youngwoon. Desahku dalam hati.
Youngwoon adalah kekasihku, dan selamanya kekasihku. Karena aku yakin, bahkan sampai ajal menjemputnya-pun, kami tak mengucap kata putus.
Aku sangat menyayangi namja itu. Namja yang sudah mampu menjagaku dan hubungan indah ini untuk 3 tahun lamanya.

“Apa yang kau lakukan disini jam segini?.” Tanya Sungmin yang datang tanpa permisi.
“Aku Cuma sekedar mengecheck panggung.” Jawabku asal.
“Aku tahu kalau kau datang kemari untuk melihat piano itu, kan? Kau merindukan Youngwoon.” Pekik Sungmin tepat dan ia segera merangkul pundakku dengan erat.
“Relakan kepergiannya. Dia sudah hidup tenang disana.” Sambung Sungmin lagi.
Aku Cuma terduduk lemas tanpa menjawab satu pembicaraan pun dari Sungmin.
“Chaerin-ah, hwaiting!.” Serunya lagi. Aku Cuma tersenyum getir kearah Sungmin dan ia segera meninggalkanku sendirian di gedung theater ini.

Kujejakkan kakiku naik keatas panggung. Ya, panggung drama dimana aku selalu menjadi pemeran utama atau sutradanya. Kuhampiri piano lusuh dan berdebu itu.
“Kim Youngwoon, aku sangat merindukanmu.” Kupeluk piano hitam yang besar itu hingga menimbulkan bunyi berdenyit disisi kanannya.
“Kuharap aku bisa menyaksikanmu memainkan piano ini dihadapanku lagi, untukku seorang. Jeongmal saranghaeyo, Kim Youngwoon.”  Bisikku lembut dengan airmata yang sudah membanjir diantara penutup piano itu.

“Apa yang kau lakukan?.” Tanya seorang namja yang berdiri tepat disamping tirai penutup panggung.
“Nuguseyo?.” Tanyaku bergidik takut.
Namja yang mengenakkan pakaian putih itu datang menghampiriku dengan berjalan terseret.
“Nuguseyo? Kim youngwoon?.” Kenapa aku malah menyebut nama Youngwoon? Apa mungkin itu hantu Youngwoon? Lututku bergetar ketakutan. aku berjalan mundur, yang pasti menjauhi langkah namja yang masih samar wajahnya itu.
“Jangan mendekat!.” Teriakku dengan bulu kuduk yang sudah merinding sakit. Bruuuk, aku terjatuh tersandung pengait tirai merah penutup panggung.
Dan benar, namja berpakaian putih itu berhenti diantara gelap panggung theater.

“Cho Kyuhyun imnida.” Sahutnya dengan suara berat dan ia menyalakkan lampu panggung yang tidak seberapa benderang.
Aish, aku mengelus dadaku lega. Aku pikir ia hantu Youngwoon!
“Lain kali nyalakan lampunya.” Sambungnya dengan menarik lenganku yang tengah terjatuh diantara pengait-pengait panjang.
“Siapa kau? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya.” Tanyaku dengan membersihkan kemejaku yang kotor karena debu.
“Oh, aku baru bergabung dengan klub ini seminggu yang lalu. Salam kenal.” Ucapnya lembut namun tanpa ekspresi.
Hwang Chaerin imnida. Aku sutradara dan pemain disini. Kau ada dibagian apa?.” Tanyaku lagi dengan mengulurkan tanganku untuk berjabat tangan.
“Pianist.” Sahutnya simple.

Kata-kata itu terasa sangat pedih ditelingaku. Pianist? Dia seorang pianist di klub ini? Tidak. Tidak boleh. Posisi itu milik Kim Youngwoon! Gertakku dalam hati.
“Siapa yang mengijinkanmu masuk di bagian pianist?.” Bentakku keji.
“Tentu saja guru drama di sekolah ini. Nyonya Sulli?.” Jawabnya ragu-ragu dengan sedikit ketakutan.
“Posisi pianist sudah ada yang mengisi! Carilah posisi lain!.” Bentakku lagi, namun kali ini mataku tak berkompromi, airmata terjatuh begitu saja.

“Apa yang terjadi?.” Sahut Sungmin yang lagi-lagi muncul tanpa diundang dari balik panggung.
“Kenapa kau belum juga pulang, Chaerin-ah? aku akan mengunci gedung ini.” Imbuh Sungmin.
Sungmin menghampiriku yang tengah tertunduk. “Kenapa kau juga menangis?.” Tanyanya.
“Apa yang kau lakukan padanya, Kyuhyun?.” Tanya Sungmin dengan nada marah kearah namja tinggi itu.
“Ani-yo. Aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya menolongnya yang tengah jatuh. Lalu dia membentakku karena aku ada dibagian pianist. Aku benar-benar sudah mendapatkan ijin. Apa salahku?.” Tanya Kyuhyun dengan suara bergetar.

Sungmin memelukku semakin erat.
“Kim Youngwoon sudah tidak ada disini, Chaerin-ah.” bisik Sungmin di telinga kiriku.
Aku menghempaskan pelukan Sungmin.
“Tapi aku hanya ingin melihat Youngwoon yang memainkan piano itu! Aku hanya ingin Youngwoon yang megiringiku bermain drama!.” Bentakku pada Sungmin yang tengah berdiri kaku. Aku meninggalkan Sungmin dan Kyuhyun yang tengah kebingungan.

Aku berlari keluar dari gedung.
Memang Youngwoon sudah meninggal seminggu yang lalu. Tapi tidak mungkin dengan mudahnya aku melupakan namja yang telah bersamaku selama 3 tahun ini.
Youngwoon, yang tiap sore selalu menemaniku di gedung theater. Menyanyikan sebuah lagu dengan iringan merdu dentingan piano kesayangannya itu. Bahkan dia memberi nama WoonCha untuk piano itu.

To be continued
Credit to: A-CHA007
fanfictionofcha.blogspot.com
please don't take out without any permission.
comments are lovable :)